Pemanfaatan Kotoran Ternak Untuk Biogas
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Ree Puspita
Kelas
: IX B
Tahun
Ajaran : 2015/2016
No
Induk : -
NISN
: -
Telah memenuhi Tugas Karya Tulis
Ilmiah dengan judul Pemanfaatan Kotoran
Ternak Untuk Biogas sebagai tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia
tahun ajaran 2015/2016
Penulis
Ree Puspita
Mengesahkan
Yulis Awang Puncak SPd.
MM
NIP. 196367161984031069
PERSEMBAHAN
DAN MOTTO
Karya
ini saya persembahkan untuk :
1. Ayah
dan Ibu yang tercinta
2. Keluarga
tersayang
3. Bapak
dan Ibu Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo yang terhormat
4. Teman-temanku
terkasih
Motto :
“Apapun yang terjadi hari ini,
ingatlah bahwa bahkan keburukan yang terjadi adalah jalan menuju kebaikanmu
yang berikutnya. Bersama kesulitan datang kemudahan. Janganlah hanya
memperhatikan kesulitan, perhatikanlah kemudahan yang bisa kau capai karena kesulitan itu “ ( Mario
Teguh )
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah berjudul Pemanfaatan
Kotoran Ternak Untuk Biogas. Karya ini disusun untuk memenuhi tugas akhir
nata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX.
Terselesaikannya
tugas ini tidak lepas dari peranan pihak-pihak yang membantu dalam proses
penulisan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu
Dra. Siti Safurah, M.SI., selaku Kepala SMP Negeri 1 Tirtomoyo.
2. Bapak
Yulis Awang Puncak, S.Pd., MM., selaku Guru pembimbing
3. Kedua
orang tua penulis yang tercinta, atas segala doa restu, pengorbanan serta kasih
sayangnya.
Akhir kata tiada
gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih sangat sederhana
dan mungkin juga masih banyak kekurangannya. Namun, besar harapan kami agar
tulisan ini dapat diterima dan nantinya dapat dipakai oleh semua pihak. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan karya ini.
Tirtomoyo,
20 Februari 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pemanasan
global telah merajalela. Hal ini disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil,
seperti BBM dan gas alam (asap kendaraan bermotor dan asap pabrik industri).
Pemanasan global ini menyebabkan berbagai masalah, seperti menipisnya lapisan
atmosfer bumi dan terjadinya lubang pada lapisan ozon. Lapisan atmosfer adalah
lapisan yang melindungi bumi dari benda-benda di angkasa yang tertarik oleh gaya
grafitasi bumi. Lapisan ini juga menyerap sinar UV yang berbahaya bagi
kehidupan di bumi. Jika lapisan atmosfer terus menipis, maka kehidupan di bumi
ini bisa hancur. Sedangkan lapisan ozon adalah lapisan yang juga menyerap
sebagian besar sinar UV yang sangat berbahaya. Lubang pada lapisan ozon ini
akan terus membesar dan bahkan bisa hilang, sehingga sangat membahayakan
kehidupan di bumi.
Pemanasan global dapat diatasi jika
penggunaan bahan bakar fosil dikurangi. Pengurangan ini bisa dilakukan dengan
cara menggunakan bahan bakar altrnatif. Bahan bakar alternatif adalah bahan
bakar yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konfensional. Bahan
bakar konfensional merupakan bahan bakar yang terbuat dari fosil hewan dan
tumbuhan berjuta tahun lalu seperti minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu contoh bahan bakar
alternatif adalah biogas.
Teknologi biogas ternyata bukanlah hal
baru. Teknologi ini telah banyak digunakan oleh negara-negara besar, seperti
Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia sejak uluhan tahun silam. Untuk benua Asia
sendiri dipelopori oleh negara India. Negara India telah menggunakan teknologi
ini sejak masih dijajah negara Inggris sekitar tahun 1900. Selain negara-negara
tersebut, Taiwan, Korea, dan Cina juga telah memanfaatkan kotoran ternak
sebagai bahan baku pembuatan biogas.
Ketergantungan pada penggunaan Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan gas untuk sumber energi tanpa alternatif lain, maka hal ini
dapat menyebabkan beban hidup yang semakin berat, terutama masyarakat kecil di
pedesaan, padahal ada alternatif yang mudah dengan membuat biogas dari kotoran
ternak. Sudah saatnya kita berfikir kreatif mengembangkan kreatifitas untuk
kemajuan hidup dan mengurangi pencemaran lingkungan. Sistem usaha peternakan
dengan menerapkan usaha pengolahan limbah menjadi biogas merupakan salah satu
upaya untuk meminimalisasi limbah ternak dan tidak mencemari lingkungan. Sapi
selain penghasil daging dan susu juga menghasilkan kotoran yang dapat menjadi
limbah dan mencemari linkgkungan jika tidak dimanfaatkan secara optimal.
Kotoran sapi ini biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang saja, maka kita
harus bisa memanfaatkannya lebih, seperti memanfaatkannya sebagai biogas.
Teknologi biogas adalah teknologi yang
sangat bermanfaat. Teknologi ini dapat meminimalisasi limbah ternak dan
pencemaran lingkungan yangsangat merusak. Teknologi biogassangatlah mudah untuk
dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan akan lebih mudah dan
bermanfaat jika kita bisa memanfaatkan apapun yang ada di sekitar kita. Jadi
tidak ada salahnya jika kita memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan baku
pembuatan biogas yang bernilai ekonomis tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis
mengangkat judul “ Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Untuk Bahan Baku Biogas”.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
itu biogas?
2. Apakah
itu limbah ternak sapi?
3. Bagaimana
cara membuat biogas dengan limbah ternak sapi?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mengetahui apa itu biogas
2. Untuk
mengetahui apa itu limbah ternak sapi
3. Untuk
mengetahui cara membuat biogas dengan limbah ternak sapi
4. Untuk
memenuhi Tugas Karya Tulis Ilmiah Bahasa Indonesia
D.
MANFAAT
PENULISAN
1. Bagi
Penulis
Karya tulis ini
dilakukan agar penulis dapat mengembangkan kemampuan menulis tentang limbah
ternak yang berada di sekitarnya agar lebih bernilai secara ekonomis dan dapat
mensosialisasikan pada masyarakat sekitar tentang kegunaan barang-barang yang
di anggap tidak berguna.
2. Bagi
Pembaca
Untuk memotivasi
pembaca agar bisa dan mampu untuk memanfaatkan barang-barang yang dianggap
limbah di lingkungan sekitarnya.
3. Bagi
Sekolah
Untuk mengajarkan
kreativitas siswa agar dapat memanfaatkan barang yang tidak berguna di
sekitarnya menjadi sesuatu yang bernilai bagi dirinya dan masyarakat sekitar.
Sehingga sekolah tersebut memiliki siswa yang aktif dan kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Limbah
Ternak
1. Pengertian
Limbah Ternak
Limbah
ternak adalah sisa pembuangan suatu kegiatan usaha pemeliharaan ternak, rumah
potong hewan, dan sebagainya. Semakin berkembangnya usaha peternakan, maka limbah
yang dihasilkan juga semakin banyak. Banyaknya limbah ditentukan oleh spesies
ternak, besar usaha, tipe usaha, dan lantai kandang. Limbah ternak yang paling
banyak dihasilkan adalah feses dan urine ternak sapi dan sebagian manure dihasilkan oleh ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.
Limbah
ternak mencangkup seluruh kotoran ternak yang dihasilkan dari suatu kegiatan
usaha peternakan, baik berupa limbah padat, cair, gas, maupun sisa pakan.
Limbah ternak padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan seperti kotoran
ternak, ternak mati, atau isi perut dari pemotongan ternak. Limbah cair adalah
semua limbah yang berbentuk cairan, seperti urine dan air sisa pencucian
alat-alat. Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas.
Limbah
ternak masih mengandung banyak nutrisi atau zat padat yang berpotensi mendorong
kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Kehadiran limbah
ternak ini dalam bentuk apapun tetap menimbulkan banyak masalah, seperti,
pencemaran udara, air, dan tanah. Beberapa contoh pencemaran udara yang
disebabkan oleh limbah ternak adalah timbulnya bau tidak sedap dan menurunnya
kualitas udara akibat debu dari limbah ternak kering, sehingga menimbulkan
masalah pernafasan. Dari penelitian di beberapa tempat, limbah cair yang
dibuang ke sungai menyebabkan kualitas air menurun, hal ini disebabkan oleh
kandungan sulfida dan amoniak bebas di atas kadar air. Selain itu adanya
Salmonella sp. juga membahayakan kesehatan manusia.
2. Dampak
yang Ditimbulkan Limbah Ternak
Dampak
yang ditimbulakan oleh limbah ternak adalah adanya pencemaran baik udara, air, maupun
tanah. Pencemaran udara disebabkan oleh gas metan (CH4) sehingga
menyebabkan bau tidak sedap bagi lingkungan sekitar. Gas metan ini adalah salah
satu gas yang bertanggung jawab atas pemanasan global dan perusakan lapisan
ozon dengan laju 1% per tahun dan teus meningakat. Feses dan urine dari hewan
yang tertular dapat menjadi sarana penularan penyakit, misalnya penyakit anthrax melalui kulit manusia yang
terluka atau tergores. Spora anthrax
dapat menyebar melalui darah atau daging yang belum dimasak.
3. Manfaat
Limbah Ternak
Limbah
peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti digunakan untuk
bahan baku pembuatan biogas. Limbah peternakan dapat diperbaharui (renewable), karena limbah ternak masih
mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah
ternak kaya akan nutrient atau zat makanan, seperti protein, lemak, bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang
lain (unidentified subtances). Limbah
ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi,
dan media berbagai tujuan.
B.
Biogas
1. Pengertian
Biogas
Biogas
merupakan gas yang ditimbulkan jika bahan-bahan organik, seperti kotoran hewan,
kotoran manusia, atau sampah, yang direndam dalam air lalu disimpan di dalam tempat
tertutup atau anaerob. Proses terjadinya biogas adalah fermentasi anaerob bahan
organik yang dilakukan oleh mikroorganisme sehingga menghasilkan gas yang mudah
terbakar. Secara kimia, proses terjadinya biogas sangatlah panjang dan rumit,
meliputi proses hidrolisis, proses pengasaman, dan proses metanogenik.
Biogas
adalah campuran dari beberapa gas dan tergolong bahan bakar gas yang merupakan
hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob (tanpa udara/tertutup).
Gas yang mendominasi adalah gas metan (CH4) dan gas karbon
dioksida(CO2). Biogas memiliki nilai kalor tinggi, yaitu sekitar
4800-6700 kkal/m3., untuk gas metan murni (100%) mempunyai nilai
kalor hingga 8900 kkal/m3. Karena nilai panas yang cukup tinggi ini
biogas dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti penerangan, menggerakkan
mesin dan sebagainya.
2. Manfaat
Biogas
Biogas yang dihasilkan
dari proses anaerob ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, misalnya
digunakan untuk memasak sehinggga dapat mengurangi ketergantungan terhadap
minyak tanah, listrik, ataupun kayu bakar.
C. Pemanfaatan Limbah
Kotoran Ternak
Biogas
kotoran sapi didapat dari dekomposisi anaerobik dengan pertolongan
mikroorganisme. Pembuatab biogas darinkotoran sapi mesti dalam situasi
anaerobik (tertutup dari angin bebas)
untuk membuahkan gas yang bebrapa besar yan berbnetuk gas metan (yang memounyai
karakter mudah terbakar) serta karbon dioksida, gas inilah yang dimaksud
biogas.
Sistem
fermentasi untuk pembentukan biogas optimal pada suku 30-550 C,
dimana pada suhu itu mikroorganisme dapat merombak bahan-bahan organik dengan
maksimal. Berikut alat-alat yang digunakan untuk membuat biogas :
1. Alat-alat
a. Alat
pengaduk
b. Bak
penampungan
Terbuat dari kotak
dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm bermanfaat untuk tempat mengencerkan
kotoran sapi.
c. Digetser
Digetser adalah
bangunan utama dari instalasi pembuatan biogas. Digetser ini digunakan untuk
menyimpan gas metan hasil perombakan bahan-bahan organik oleh bakteri. Tipe
digetser yang sering digunakan adalah jenis continuous
feeding dimana pengisian bahan organiknya dikerjakan dengan cara kontinyu
tiap hari. Besar kecilnya digetser yang digunakan disesuaikan dengan banyaknya
kotoran ternak yang dihasilkan serta berapa banyak biogas yang diinginkan.
Tempat yang digunakan untuk membuat digetser sekitar 16 m2. Untuk
pembuatan digetser dibutuhkan bahan bangunan seperti semen, pasir, bebatuan, batu
bata merah, besi, cat, dan pipa prolon.
d. Pipa
e. Plastik
Penampungan Gas
Terbuat dari plastik
agak tebal berbentuk tabung untuk menyimpan gas metan yang dihasilkan digetser.
f. Bak
Penampungan Kompos
Bak
ini bisa dibuat dengan cara menggali lubang di tanah berukuran 3 m x 2 m dengan
kedalaman 1 m untuk tempat penampungan kompos yang dihasilkan digetser.
2. Bahan
a. Feses
sapi
b. Air
c. Starter
3. Cara
Membuat Biogas

(instalasi biogas)
a. Feses
sapi dicampur dengan air hingga berbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada
bak penampungan sementara. Pada saat pengadukan, sampah yang terdapat pada bak
penampungan dibuang.
b. Lumpur
dari bak penampungan sementara kemudian dialirkan ke digetser. Pada pengisisan pertama
digetser harus terisi penuh.
c. Melakukan
penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sejumlah 1 liter. Setelah digetser
penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
d. Gas
metan sudah mulai dihasilkan pada hari ke 10, sedangkan pada hari ke-1 sampai
ke-8 gas yang dihasilkan dalah gas karbondioksida (CO2). Di saat
komposisi gas metan (CH4) sekitar 54% dan gas karbondioksida (CO2)
sekitar 27%, maka biogas dapat menyala.
e. Mulai
hari ke-14 atau 2 minggu, energi yang dihasilkan adalah berupa gas yang selalu
terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi lagi. Biogas ini
dapat kita gunakan untuk menyalakan api di kompor gas atau kebutuhan lainnya.
f. Digetser
selalu diisi dengan kotoran api secara kontinyu sehingga dihasilkan biogas yang
optimal.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Limbah
ternak adalah sisa pembuangan suatu kegiatan usaha pemeliharaan ternak, rumah
potong hewan, dan sebagainya. Limbah ternak mencangkup seluruh kotoran ternak
yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan, baik berupa limbah padat,
cair, gas, maupun sisa pakan.
Dampak
yang ditimbulakan oleh limbah ternak adalah adanya pencemaran baik udara, air,
maupun tanah. Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan,
seperti digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas.
Biogas
merupakan gas yang ditimbulkan jika bahan-bahan organik, seperti kotoran hewan,
kotoran manusia, atau sampah, yang direndam dalam air lalu disimpan di dalam tempat
tertutup atau anaerob. Biogas adalah campuran dari beberapa gas dan tergolong
bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam
kondisi anaerob (tanpa udara/tertutup). Gas yang mendominasi adalah gas metan
(CH4) dan gas karbon dioksida(CO2).
Alat-alat
yang dibutujkan untuk membuat biogas adalah : Alat pengaduk, bak penampungan,
digetser, pipa, plastik Penampungan Gas, Bak Penampungan Kompos. Sedangkan
Bahan yang dibutuhkan adalah : Feses sapi, Air, Starter.
Cara
membuat biogas : Feses sapi dicampur dengan air hingga berbentuk lumpur dengan
perbandingan 1:1 pada bak penampungan sementara, Lumpur dari bak penampungan
sementara kemudian dialirkan ke digetser, Melakukan penambahan starter (banyak
dijual dipasaran) sejumlah 1 liter, Gas metan sudah mulai dihasilkan pada hari
ke 10, Mulai hari ke-14 atau 2 minggu, energi yang dihasilkan adalah berupa gas
yang selalu terbarukan, Digetser selalu diisi dengan kotoran api secara
kontinyu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
B.
Saran
Dalam penulisan karya
ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi materi,
isi maupun penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membagun yang dapat membuat kreatifitas penulis semakin terasah.
Komentar
Posting Komentar